A.
PERKEMBANGAN
DANA PEMBANGUNAN DI INDONESIA
Dari segi
perencanaan pembangunan di Indonesia, APBN adalah merupakan konsep perencanaan
pembangunan yang memiliki jangka pendek, karena itulah APBN selalu disusun setiap
tahun.
·
Dari sisi
penerimaan, terdiri dari pos penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan
·
Sedangkan dari
sisi pengeluaran terdiri dari pos pengeluaran rutin dan penguaran pembangunan
APBN
disusun agar pengalokasian dana pembangunan dapat berjalan dengan memperhatikan
prinsip berimbang dan dinamis. Hal tersebut pelu di perhatikan mengingat
tabungan pemerintah yang berasal dari selisih antara penerimaan dalam negeri
dengan pengeluaran rutin, belum sepenuhnya menutupi kebutuhan biaya pembangunan
di Indonesia.
Untuk
menghindari terjadinya defisit anggaran pembangunan, Indonesia masih
mengupayakan sumber dana dari luar negeri,
dan meskipun IGGI (Inter
Govermmental Group on Indonesia) bukan lagi menjadi forum internasional yang
secara formal membantu pembiayaan pembangunan di Indonesia, namun dengan
lahirnya CGI (Consoltative Group on Indonesia) kebutuhan pinjaman luar negeri
sebagai dana pembangunan masih dapat diharapkan.
KEADAAN SEBELUM DEPRESIASI
Indonesia memiliki hutang luar negri kepada
Jepang, dalam bentuk mata uang Yen sebesar 1.000.000 Y, di mana kurs saat itu
diasumsi ;
1 Dolar = Rp 1.500.-
1 Dolar = 25Y
Untuk mengetahui nilai hutang Indonesia dalam
rupiah, kita lakukan perhitungan ‘cross rate’ antara Rupiah dan Yen,
perhitungkan :
Cross Rate Rp/Y = Rp/Dolar X Dolar/Y = 1.500/1
x 1/25 = 60, jadi untuk 1 Y akan dihargai Rp 60,-
Dan karena kita memiliki hutang sebesar
1.000.000Y x Rp60,- = Rp 60.000.000,-
KEADAAN SETELAH DEPRESIASI DOLAR
1 Dolar – Rp 1.500,-
1 Dolar = 20Y (Dolar merosot nilainya, artinya
dioerlukan lebih sedikit Yen untuk mendapatkan dolar )
Cross rate Rupiah terhadap Yen = Rp/Y =Dolar/Y
= 1.500/1 x 1/20 = Rp 75/Y
Artinya setelah terjadi depresiasi dolar,
nilai 1 Yen jepang adalah sama dengan Rp 75,- dengan kata lain mata uang
Rupiah-pun mengalami mengalami depresiasi terhadap Yen. Sehingga nilai hutang
Indonesia Saat itu menjadi :
1.000.000Yx Rp75,- = 75.000.000,-
Kesimpulannya adalah, nahwa dengan merosotnya
nilai dolar terhadap Yen, maka akan menyebabkan nilai hutang luar negri kita
terhadap jepang ikut membengkak sebesar Rp 25.000.0000,- (Rp 75.000.000,- - Rp
60.000.000)
Langkah lainnya adalah dengan selalu bertumpu
pada TRILOGI PEMBANGUNAN dalam setiap perencanan pembangunan yang akan
dilakukan.
B. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
Penyusunan anggaran biasanya menggunakan
tahun fiscal dan bukan tahun masehi, sehingga proses penyusunan oleh Departemen
atau Lembaga pemerintah Non Departemen sudah dimulai pada tanggal 1 April tahun
yang bersangkutan. Oleh keduanya usulan rencana anggaran diajukan dalam bentuk
Daftar Usulan Kegiatan (DUK) bagi anggaran rutin dan dalam bentuk Daftar Usulan
Proyek (DUP) untuk anggaran pembangunan.
C. PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
Secara garis besar sumber penerimaan Negara
berasal dari :
a.
Penerimaan dalam
negeri
Pertama,
Penerimaan dalam negri, untuk tahun-tahun awal setelah masa pemerintahan Orde
baru masih cukup mengantungkan pasa penerimaan dari Ekspor minyak bumi dan gas
alam.
b.
Penerimaan
Pembangunan
Meskipun telah ditempuh berbagai upaya untuk
meningkatkan tabungan pemerintah, namun karena laju pembangunan yang demikian
cepat, maka dana tersebut masih perlu dilengkapi dengan danditujukan dengan
dana yang berasal dari luar negri.
D.
PERKIRAAN
PENGELUARAN NEGARA
Secara garis
besar, pengeluaran Negara dikelompokanmenjadi dua yakni:
a.
Pengeluaran Rutin
Negara
Pengeluaran
rutin Negara, adalah : pengeluaran yang dapat dikatakan selalu ada telah
terrencana sebelumnya secara rutin, diantaranya :
·
Pengeluaran untuk
belanja pegawai
·
Pengeluaran untuk
belanja barang
·
Pengeluaran untuk
subsidi daerah otonom
·
Pengeluaran untuk
membayar bunga dan cicilan hutang
·
Pengeluaran
lain-lain
b.
Pengeluaran
Pembangunan
Secara garis besar, yang termasuk dalam
pengeluaranpembangunan diantaranya adalah :
·
Pengeluaran
pembangunan untuk berbagai departemen/lembaga Negara, diantaranya untuk
membiayai proyek-proyek pembangunan sektoral yang menjadi tanggung jawab masing-masing
departemen/lembaga Negara bersangkutan
·
Pengeluaran
pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah (Dati I dan II )
·
Pengeluaran
pembangunan lainnya.
E.
DASAR
PERHITUNGAN PERKIRAAN PENERIMAAN NEGARA
Untuk memperoleh
hasil perkiraan penerimaan Negara, ada beberapa hal pokok yang harus diperhitungkan.
Hal-hak tersebut adalah :
a.
Penerimaan Dalam
Negeri dari Migas
Faktor-faktor
yang dipertimbangkan adalah ;
·
Pajak Penghasilan
·
Pajak pertambahan
nilai
·
Bea masuk
·
Pajak ekspor
·
Pajak bumi dan
bangunan
·
Bea materai
·
Pajak Linnya
·
Penerimaan bukan
pajak
·
Penerimaan dari
hasil penjualan BBM
b.
Penerimaan Pembangunan
c.
Terdiri dari
penerimaan buatan program dan buatan proyek
No comments:
Post a Comment