A.
MACAM-MACAM STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Beberapa strategi pembangunan ekonomi yang
dapat disampaikan adalah:
1.
Strategi Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya
pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang, menyebar,
terarah, dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi.
2.
Strategi Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah, dengan di tekankannya peningkatan
pembangunan melalui teknik social engineering, seperti halnya melalui
penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3.
Strategi Ketergantungan
Kemiskinan di negara-negara berkembang lebih disebabkan karena adanya
ketergantungan negaara tersebut dari
pihak/negara lainnya. Oleh karena itu jika suatu negara ingin terbebas dari
kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi, negara tersebut harus mengarahkan upaya
pembangunan ekonominya pada usaha melepaskan diri dari ketergantungan dari
pihak lain.
4.
Strategi yang berwawasan ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dab Hirschman. Menurut mereka,
kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan
kemampuan/pengaruh menyebar dari kaya ke miskin (spread effects) lebih kecil
dari pada terjadinya terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke
daerah kaya (back-wah-effects)
5.
Strategi pendekatan kebutuhan pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal..
Strategi ini kemudian di kembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO)
pada tahun 1975 dengan diarahkannya perubahan pada bidang usaha pekerjaan.
B.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI
Pada prinsipnya, pemilihan strategi apayang
akan digunakan dalam proses pembangunan sangat di pengaruhi oleh pertanyaan
‘Apa tujuan yang hendak di capai?’
Jika tujuan yang hendak dicapai adalah
menciptakan masyarakat yang mandiri, maka strategi ketergantungan-lah yang
mungkin akan di pakai.
C.
STRATEGI PEMBANGUNAN EKONOMI DI INDONESIA
Dari keterangan pemerintah yang ada, dapat
sedikit di simpulkan bahwa strategi pembangunan di Indonesia tidak mengenal
perbedaan strategi yang ekstrem. Sebagai contoh selain strategi pemerataan
pembangunan, Indonesiapun tidak mengesampingkan strategi pertumbuhan dan
strategi yang berwawasan ruang (terbukti dengan dibaginya wilayah Indonesia
dengan berbagai wilayah pembangunan I,II,III dan seterusnya).
Strategi-strategi tersebut kemudian
dipertegas dengan ditetapkannya sasaran-sasaran dan titik berat setiap
Repelita, yakni:
REPELITA
I, meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang mendukung
sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA
II, meletakan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang
kuat bagi tahapan selanjutnya
REPELITA
III, meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan
dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi
neletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA
IV, meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan
usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus
di kembangkan dalam repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat
bagi tahap selanjutnya.
D.
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Apapun definisi perencanaan pembangunan,
menurut Bintoro Tjokroamidjojo, manfaat perencanaan adalah:
1.
Diharapkan terdapat suatu pengarahan kegiatan,
adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang di tujukan kepada
pencapaian tujuan pembangunan.
2.
Dengan perencanaan maka dapat dilakukan suatu
perkiraan terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaanyang akan di lalui.
3.
Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih
berbagai alternatif tentang cara yang terbaik atau kesempatan untuk memilih
kombinasi cara yang terbaik.
4.
Dengan perencanaan dapat dilakukan penyusunan
skala prioritas.
5.
Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat
pengukur untuk mengadakan suatu pengawasan dan evaluasi
Dalam sejarah
perkembangannya, perencanaan pembangunan ekonomi di Indonesia dibagi dalam
beberapa periode, yakni:
Periode
sebelum orede baru, dibagi dalam:
·
Periode 1945-1950
·
Periode 1951-1955
·
Periode 1956-1960
·
Periode 1961-1965
Periode Setelah Orde Baru, dibagi
dalam:
·
Periode 1966 s/d 1958, Periode Stabilitas dan
Rehabilitas
·
Periode Repelita I : 1969/70-1973/74
·
Periode Repelita II : 1974/75-1978/79
·
Periode Repelita III : 1979/80-1983/84
·
Periode Repelita IV : 1984/85-1988/89
·
Periode Repelita V : 1989/90-1993/94
Sejak dimulainya
masa Orde baru, sebenarnya perencanaan ekonomi Indonesia telah dijabarkan dalam
beberapa fase perencanaan, yakni:
·
UUD 1945,
sebagai landasan
·
GBHN, sebagai
rencana jangka panjang
·
REPELITA,
sebagai rencana jangka menengah
·
APBN, sebagai
rencana jangka pendek
Sedangkan sebagai lembaga perencana
yang ada di Indonesia adalah:
BAPPENAS, sebagai badan Perencanaan
pembangunan di Indonesia, merupaka n lembaga pemerintah non-departemen yang
berkedudukan langsung di bawah dan bertanggung jawab pada Presiden.
BAPPEDA tingkat I untuk melaksanakan
perencanaan daerah tingkat I (Propinsi), dan BAPPEDA tingkat II untuk melaksanakan perencanaan daerah tingkat II
(Kabupaten dan Kotamadya)
No comments:
Post a Comment