Prinsip Teori Manajemen Aliran Klasik .Awal
sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris
pada abad 18.
Ada dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen,
yaitu :
1. Robert Owen (1771-1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai
Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen
mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor
produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana
terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan
kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja
dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan,
tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan
keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan
kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari
pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen
Personalia.
2. Charles Babbage (1792-1871)
Charles Babbage adalah seorang Profesor
Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen.
Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan
menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena
pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar
para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen.
Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
- Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
- Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
- Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya.
Adanya perhatian pada pekerjaannya
sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya padam itu-itu saja.
Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan.
Teori klasik sendiri merupakan merupakan tinjauan tentang teori-teori umum dalam manajemen organisasi. Dan yang sering dikaitkan dengan sudut pandang klasikal adalah model organisasi birokratik. Teori organisasi secara sistematis baru dikembangkan pada tahun 1850 di sini timbul sesuatu pemikiran yang mempersoalkan bagaimana mengatur hubungan antara susunan organisasi itu dan mengatur cara bekerjanya sehingga dalam suatu organisasi dapat bekerja seefisien dan semaksimal mungkin. Organisasi sendiri dapat diartikan sebagai ´merencanakan bentuk umum daripada usaha dengan mengingat tujuan-tujuan usaha, cara-cara melaksanakan usaha sebagai mana bisa diramalkan “. Di dalam organisasi pasti ada sebuah tujuan yang bersifat kolektif atau pekerjaan kolektif yang disetiap bagaian di atur atau di intregasikan dari pekerjaan perseorangan.
Tokoh dari aliran organisasi klasik ini yaitu Henri Fayol (1841-1925). Fayol diakui sebagai penemu aliran menejemen klasik bukan karena dia adalah orang pertama yang menemukan tingkah laku manajerial, tetapi karena dia adalah orang pertama yang membuatnya menjadi sistematik. Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengontrol. Menurut Fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer. Selain lima fungsi utama manajer diatas, Fayol juga terkenal dengan 14 Prinsip Manajemenya yaitu:
Teori klasik sendiri merupakan merupakan tinjauan tentang teori-teori umum dalam manajemen organisasi. Dan yang sering dikaitkan dengan sudut pandang klasikal adalah model organisasi birokratik. Teori organisasi secara sistematis baru dikembangkan pada tahun 1850 di sini timbul sesuatu pemikiran yang mempersoalkan bagaimana mengatur hubungan antara susunan organisasi itu dan mengatur cara bekerjanya sehingga dalam suatu organisasi dapat bekerja seefisien dan semaksimal mungkin. Organisasi sendiri dapat diartikan sebagai ´merencanakan bentuk umum daripada usaha dengan mengingat tujuan-tujuan usaha, cara-cara melaksanakan usaha sebagai mana bisa diramalkan “. Di dalam organisasi pasti ada sebuah tujuan yang bersifat kolektif atau pekerjaan kolektif yang disetiap bagaian di atur atau di intregasikan dari pekerjaan perseorangan.
Tokoh dari aliran organisasi klasik ini yaitu Henri Fayol (1841-1925). Fayol diakui sebagai penemu aliran menejemen klasik bukan karena dia adalah orang pertama yang menemukan tingkah laku manajerial, tetapi karena dia adalah orang pertama yang membuatnya menjadi sistematik. Peninggalan Fayol yang paling terkenal adalah tentang lima fungsi utama manajemen, yaitu merencanakan, mengorganisasi, memerintah, mengkoordinasi, dan mengontrol. Menurut Fayol, praktik manajemen dapat dikelompokkan ke dalam beberapa pola yang dapat diidentifikasi dan dianalisis. Dan selanjutnya analisis tersebut dapat dipelajari oleh manajer lain atau calon manajer. Selain lima fungsi utama manajer diatas, Fayol juga terkenal dengan 14 Prinsip Manajemenya yaitu:
1.
Pembagian kerja (Division of work)
Pembagian kerja harus disesuaikan
dengan kemampuan dan keahlian sehingga pelaksanaan kerja berjalan efektif. Oleh
karena itu, dalam penempatan karyawan harus menggunakan prinsip the right
man in the right place. Pembagian kerja harus rasional/objektif, bukan
emosional subyektif yang didasarkan atas dasar like and dislike. Dengan
adanya prinsip orang yang tepat ditempat yang tepat (the right man in the
right place) akan memberikan jaminan terhadap kestabilan, kelancaran dan
efesiensi kerja. Pembagian kerja yang baik merupakan kunci bagi penyelengaraan
kerja. kecerobohan dalam pembagian kerja akan berpengaruh kurang baik dan
mungkin menimbulkan kegagalan dalam penyelenggaraan pekerjaan, oleh karena itu,
seorang manajer yang berpengalaman akan menempatkan pembagian kerja sebagai
prinsip utama yang akan menjadi titik tolak bagi prinsip-prinsip lainnya.
2.
Wewenang dan tanggung jawab (Authority and responsibility)
Setiap karyawan dilengkapi dengan
wewenang untuk melakukan pekerjaan dan setiap wewenang melekat atau diikuti
pertanggungjawaban. Wewenang dan tanggung jawab harus seimbang. Setiap
pekerjaan harus dapat memberikan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
wewenang. Oleh karena itu, makin kecil wewenang makin kecil pula
pertanggungjawaban demikian pula sebaliknya. Tanggung jawab terbesar terletak
pada manajer puncak. Kegagalan suatu usaha bukan terletak pada karyawan, tetapi
terletak pada puncak pimpinannya karena yang mempunyai wewemang terbesar adalah
manajer puncak. oleh karena itu, apabila manajer puncak tidak mempunyai
keahlian dan kepemimpinan, maka wewenang yang ada padanya merupakan bumerang.
3.
Disiplin (Discipline)
Disiplin merupakan perasaan taat dan
patuh terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawab. Disiplin ini berhubungan
erat dengan wewenang. Apabila wewenang tidak berjalan dengan semestinya, maka
disiplin akan hilang. Oleh karena ini, pemegang wewenang harus dapat menanamkan
disiplin terhadap dirinya sendiri sehingga mempunyai tanggung jawab terhadap
pekerajaan sesuai dengan wewenang yang ada padanya.
4.
Kesatuan perintah (Unity of command)
Dalam melakasanakan pekerjaan,
karyawan harus memperhatikan prinsip kesatuan perintah sehingga pelaksanaan
kerja dapat dijalankan dengan baik. Karyawan harus tahu kepada siapa ia harus
bertanggung jawab sesuai dengan wewenang yang diperolehnya. Perintah yang
datang dari manajer lain kepada serorang karyawan akan merusak jalannya
wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja.
5.
Kesatuan pengarahan (Unity of direction)
Dalam melaksanakan tugas-tugas dan
tanggung jawabnya, karyawan perlu diarahkan menuju sasarannya. Kesatuan
pengarahan bertalian erat dengan pembagian kerja. Kesatuan pengarahan
tergantung pula terhadap kesatuan perintah. Dalam pelaksanaan kerja bisa saja
terjadi adanya dua perintah sehingga menimbulkan arah yang berlawanan. Oleh
karena itu, perlu alur yang jelas dari mana karyawan mendapat wewenang untuk
pmelaksanakan pekerjaan dan kepada siapa ia harus mengetahui batas wewenang dan
tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesalahan. Pelaksanaan kesatuan pengarahan
(unity of directiion) tidak dapat terlepas dari pembaguan kerja, wewenang dan
tanggung jawab, disiplin, serta kesatuan perintah.
6.
Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
Setiap karyawan harus mengabdikan
kepentingan sendiri kepada kepentingan organisasi. Hal semacam itu merupakan
suatu syarat yang sangat penting agar setiap kegiatan berjalan dengan lancar
sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.
Setiap karyawan dapat mengabdikan kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi apabila memiliki kesadaran bahwa kepentingan pribadi sebenarnya tergantung kepada berhasil-tidaknya kepentingan organisasi. Prinsip pengabdian kepentingan pribadi kepada kepentingan organisasi dapat terwujud, apabila setiap karyawan merasa senang dalam bekerja sehingga memiliki disiplin yang tinggi.
7.
Penggajian pegawai
Gaji atau upah bagi karyawan
merupakan kompensasi yang menentukan terwujudnya kelancaran dalam bekerja.
Karyawan yang diliputi perasaan cemas dan kekurangan akan sulit berkonsentrasi
terhadap tugas dan kewajibannya sehingga dapat mengakibatkan ketidaksempurnaan
dalam bekerja. Oleh karena itu, dalam prinsip penggajian harus dipikirkan
bagaimana agar karyawan dapat bekerja dengan tenang. Sistem penggajian harus
diperhitungkan agar menimbulkan kedisiplinan dan kegairahan kerja sehingga
karyawan berkompetisi untuk membuat prestasi yang lebih besar. Prinsip more
pay for more prestige (upah lebih untuk prestasi lebih), dan prinsip upah
sama untuk prestasi yang sama perlu diterapkan sebab apabila ada perbedaan akan
menimbulkan kelesuan dalam bekerja dan mungkin akan menimbulkan tindakan tidak
disiplin.
8.
Pemusatan (Centralization)
Pemusatan wewenang akan menimbulkan
pemusatan tanggung jawab dalam suatu kegiatan. Tanggung jawab terakhir terletak
ada orang yang memegang wewenang tertinggi atau manajer puncak. Pemusatan bukan
berarti adanya kekuasaan untuk menggunakan wewenang, melainkan untuk
menghindari kesimpangsiuran wewenang dan tanggung jawab. Pemusatan wewenang ini
juga tidak menghilangkan asas pelimpahan wewenang (delegation of authority)
9.
Hirarki (tingkatan)
Pembagian kerja menimbulkan adanya
atasan dan bawahan. Bila pembagian kerja ini mencakup area yang cukup luas akan
menimbulkan hirarki. Hirarki diukur dari wewenang terbesar yang berada pada
manajer puncak dan seterusnya berurutan ke bawah. dengan adanya hirarki ini,
maka setiap karyawan akan mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab
dan dari siapa ia mendapat perintah.
10.
Ketertiban (Order)
Ketertiban dalam melaksanakan
pekerjaan merupakan syarat utama karena pada dasarnya tidak ada orang yang bisa
bekerja dalam keadaan kacau atau tegang. Ketertiban dalam suatu pekerjaan dapat
terwujud apabila seluruh karyawan, baik atasan maupun bawahan mempunyai
disiplin yang tinggi. Oleh karena itu, ketertiban dan disiplin sangat
dibutuhkan dalam mencapai tujuan.
11.
Keadilan dan kejujuran
Keadilan dan kejujuran merupakan
salah satu syarat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Keadilan dan
kejujuran terkait dengan moral karyawan dan tidak dapat dipisahkan. Keadilan
dan kejujuran harus ditegakkan mulai dari atasan karena atasan memiliki
wewenang yang paling besar. Manajer yang adil dan jujur akan menggunakan
wewenangnya dengan sebaik-baiknya untuk melakukan keadilan dan kejujuran pada
bawahannya.
12.
Stabilitas kondisi karyawan
Dalam setiap kegiatan kestabilan
karyawan harus dijaga sebaik-baiknya agar segala pekerjaan berjalan dengan
lancar. Kestabilan karyawan terwujud karena adanya disiplin kerja yang baik dan
adanya ketertiban dalam kegiatan.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
Manusia sebagai makhluk sosial yang berbudaya memiliki keinginan, perasaan dan pikiran. Apabila keinginannya tidak terpenuhi, perasaan tertekan dan pikiran yang kacau akan menimbulkan goncangan dalam bekerja.
13.
Prakarsa (Inisiative)
Prakarsa timbul dari dalam diri
seseorang yang menggunakan daya pikir. Prakarsa menimbulkan kehendak untuk
mewujudkan suatu yang berguna bagi penyelesaian pekerjaan dengan
sebaik-beiknya. Jadi dalam prakarsa terhimpun kehendak, perasaan, pikiran,
keahlian dan pengalaman seseorang. Oleh karena itu, setiap prakarsa yang datang
dari karyawan harus dihargai. Prakarsa (inisiatif) mengandung arti menghargai
orang lain, karena itu hakikatnya manusia butuh penghargaan. Setiap penolakan
terhadap prakarsa karyawan merupakan salah satu langkah untuk menolak gairah
kerja. Oleh karena itu, seorang manajer yang bijak akan menerima dengan senang
hari prakarsa-prakarsa yang dilahirkan karyawannya.
14.
Semangat kesatuan dan semangat korps
Setiap karyawan harus memiliki rasa kesatuan, yaitu rasa
senasib sepenanggungan sehingga menimbulkan semangat kerja sama yang baik.
semangat kesatuan akan lahir apabila setiap karyawan mempunyai kesadaran bahwa
setiap karyawan berarti bagi karyawan lain dan karyawan lain sangat dibutuhkan
oleh dirinya. Manajer yang memiliki kepemimpinan akan mampu melahirkan semangat
kesatuan (esprit de corp), sedangkan manajer yang suka memaksa dengan
cara-cara yang kasar akan melahirkan friction de corp (perpecahan dalam
korp) dan membawa bencana
Tokoh organisasi klasik lainnya yang terkenal yaitu Max
Weber. Weber beranggapan bahwa dalam semua organisasi pasti mempunyai
orientasi pada sasaran yang terdiri dari ribuan individu yang memerlukan
pengendalian peraturan dari semua aktifitasnya. Untuk itu Weber mengembangkan
sebuah teori mengenai manajemen Birokrasi yang menekankan pada kebutuhan akan
hierarki yang ditetapkan dengan ketat untuk mengatur peraturan dan wewenang
dengan jelas.
Max weber berpendapat bahwa birokrasi merupakan ciri dari
pola organisasi yang strukturnya dibuat sedemikian rupa sehingga secara
maksimal dapat memanfaatkan tenaga ahli. Karakteristik birokrasi ditandai
dengan
- Pembagian tugas dan spesialis.
- Hubungan impersonal
- Adanya hirarki wewenang
- Administrasi secara tertulis
- Pembinaan pengembangan karir
- Tindakan seimbang dengan sumbangan
Salah satu teori klasik adalah
manajemen ilmiah yang dipelopori Federik W. Taylor. Sasaran pada pendekatan ini
adalah kemakmuran maksimum bagi pengusaha dan karyawan.
Frederick
W.Taylor dikenal sebagai bapak manajemen
ilmiah. Dengan menggunakan studi waktu-dan-gerak ia mencari cara yang
terbaik bagi pekerja pabrik baja Amerika untuk melakukan kerja kasar, seperti
menyekop batubara. Dengan mempelajari besar kecilnya ukuran sekop untuk
material yang berbeda besarnya, ia dapat meningkatkan produktivitas pekerja
dari 16 menjadi 59 ton/hari. Taylor percaya bahwa dengan memaksimalkan
produktivitas akan memaksimalkan keuntungan perusahaan dan pendapatan bagi
karyawan. Manajemen dengan cepat berubah menjadi manajemen ilmah. Namun, satu
persatu buruh menentangnya karena hal ini dianggap tidak berperikemanusiaan.
Perhatian Taylor ditujukan pada
tingkat pekerja dalam organisasi. Ia menganjurkan penggunaan standar
penampilan, yaitu pencapaian tingkat produktivitas pekerja yang diharapkan.
Walaupun bukan dalam wilayah kerja Taylor, gagasan standarnya ini dapat
diterapkan juga dalam manajemen. Jika pekerja dan manajer memenuhi standarnya,
maka perusahaan akan dapat mencapai tujuannya. Tujuan adalah suatu yang ingin
dicapai oleh perusahaan atau unit organisasi. Standar adalah ukuran penampilan
yang jika dipenuhi, akan menghasilkan tujuan yang dicanangkan. Sebagai contoh
tujuan penyejuk ruangan atau AC adalah untuk kenyamanan manusia. Sedangkan
standart adalah setting pengaturan udara yang membuat ketetapan suhu yang
diterima. Tujuan perusahaan dan unitnya cenderung berupa statement yang luas
dan umum. Standar dapat ditetapkan dalam perusahaan, unit organisasinya, dan
bahkan pada tiap karyawannya. Standar harus dinyatakan dalam kalimat yang jelas
dan dapat diukur sehingga tingkat pencapaiannya dapat diukur.
Unsur
kunci teori klasik.Ada empat kunci dari teori klasik :
1. Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi.
1. Pembagian kerja, adalah bagaimana organisasi membagi sejumlah pekerjaan terhadap tenaga kerja yang ada dalam organisasi.
2. Hierarki proses fungsional, adalah setiap organisasi terdapat adanya tingkatan karyawan
menurut fungsinya atau pekerjaan yang khusus dalam organisasi.
3. Struktur, adalah jalinan hubungan dan peranan dalam organisasi.
4. Pengawasan
yang ketat, pada
organisasi yang tinggi strukturnya menghendaki banyak saluran komunikasi dalam
melakukan pengawasan. Sedangkan pada organisasi yang strukturnya mendatar tidak
banyak diperlukan saluran komunikasi.
Kelebihan Teori Manajemen Klasik:
1. Memberikan kontribusi mengenai pembentukan organisasi
secara Birokrasi atas dasar hierarki yang sampai saat ini masih banyak
digunakan oleh ornanisasi-organisasi modern
2. Memberikan anatomi organisasi formal dengan empat
unsure pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
- Sistem kegiatan yang terkoordinasi
- Kelompok orang
- Kerjasama
- Kekuasaan & Kepemimpinan
3. Memberikan tiang dasar penting dalam organisasi formal
yaitu:
- Pembagian kerja (untuk koordinasi)
- Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
- Struktur (hubungan antar kegiatan)
- Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).
4. Adanya prinsif pembidangan tugas yang jelas
(jurisdictional areas), umumnya diatur oleh hukum/peraturan-peraturan
administrasi, yaitu:
- Adanya pembagian tugas yang jelas bagi apparatus birokrasi
- Adanya pendelegasian wewenang
- Setiap tugas yang dilaksanakan menuntut keahlian/keterampilan (spesialisasi). Sehingga orang yang dapat diangkat menjadi aparat birokrasi adalah mereka yang mempunyai keahlian (kualifikasi)
- Karena pemberian / pembagian tugas sesuai dengan kemampuan yang talah dimiliki sehingga tidak banyak waktu terbuang yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru
- Terdapat spesialisasi kerja sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, karena jika seseorang berpindah pekerjan orang tersebut harus menyesuaikan kembali pada pekerjaan barunya sehingga akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja
- Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus-menerus dalam tugasnya yang telah dispesialisasi sehinga kemampuan kerjanya semakin terlatih dan semakin mahir dengan bidangnya
- Adanya perhatian terhadap tenaga kerja dan peralatan (mesin) yang digunakan, sehingga kesehatan, kompensasi, tunjangan dan kelayakan tenaga kerja dan mesin terjamin sehinga dapat menghasilkan produktifitas yang maksimal
- Adanya sistem peraturan yang mengatur hak dan kewajiban dengan jelas sehingga mendorong semua pihak untuk disiplin dan teratur
5. Adanya jenjang wewenang yang terumus
dengan jelas sehingga dengan adanya wewenang pekerjaan akan cepat terselesaikan
karena adanya perintah dari atasan. Selain itu seetiap bawahan juga
hanya akan menerima instruksi dari seorang atasan sehingga mereka
tidak akan bigung dan saling lempar tanggung jawab.
6. Adanya sistem keadilan sehingga
mereka akan memperoleh perlakuan yang sama sesuai dengan kedudukan
masing-masing individu
7. Bawahan diberi kekuasaan dan
kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan dan menyelesaikan
rencananya, sehingga mereka akan dapat mengeluarkan ketrampilan dan kemampuan
yang ia miliki
5
Kelemahan
teori manajemen aliran klasik
1. Peningkatan produktivitas memungkinkan peningkatan
hasil, tetapi sering mengakibatkan pemberhentian pekerja atau diubahnya upah
2. Teori ini kurang melihat kebutuhan sosial para
pekerja dan tidak pernah melihat ketegangan-ketegangan yang terjadi karena
kebutuhan itu tidak terpenuhi. Hal ini terjadi karena manajer yang mengikuti
aliran ini hanya memperhatikan aspek material dan fisik.
3. Manajer
juga harus mengakui keterbatasan dari perspektif klasik dan menghindari fokus
sempitnya terhadap efisiensi dari perspektif penting lainnya. Kekurangan dari
manajemen klasik ialah prespektif tersebut menganggap remeh peran individu
dalam organisasi
KESIMPULAN
Teori manajemen klasik mengasumsikan bahwa orang
bekerja secara rasional, berpikir logik dan pada dasarnya dipengaruhi oleh
faktor ekonomis. Pekerja diharapkan untuk rasional dan akan mengerjakan apapun
yang dibutuhkan untuk mencapai hasil yang besar. Investasi terbesarnya adalah
karyawan. Karyawa/tenaga kerja di beri pelatihan keterampilan sesuai operasi pabrik.
Organisasi dijalankan secara
terus-menerus kerena mengejar produktifitas tinggi. Teori ini beranggapan bahwa
jika pekerjaan seseorang semakin bagus, maka produktifitas mereka akan semakin
bagus dan tinggi. Ini menganggap manusia sebagai mesin yaitu manusia akan
bekerja keras dan terus menerus jika diberi imbalan yang lebih, tanpa
menganggap perasaan manusia yang adakalanya jenuh.
Setiap
individu dalam organisasi mempunyai wewenang yang diatur oleh berbagai
peraturan kebijakan dan ketetapan hukum sehingga diperlukan pembagian tugas
sesuai dengan spesialis yang dimiliki individu. Birokrasi merupakan usaha untuk
menghilangkan tradisi organisasi yang membuat keputusan secara emosional atau
ikatan kekeluargaan sehingga mengakibatkan organisasi tidak efektif. Birokrasi
juga tidak ada hubungannya dengan prosedur yang berbeliit-belit, penundaan
pekerjaan, ketidak efisienan, dan pemborosan.
Meskipun
teori ini memiliki keunggulan dalam mencapai efisiensi organisasi, sekarang ini
tidak banyak berkembang karena sudah tidak sesuai denan perkembangan jaman yang
semakin global.
Patokan-patokan pada teori klasik sudah tidak mencukupi pengaruh globalisasi yang semakin bergolak. Contoh
dalam teori ini pentingnya manajer mempertahankan wewenang formal, tetapi
sekarang karyawan semakin terdidik sehingga mereka kurang dapat menerima
wewenang formal.
Sumber:
http://dandyadventures.blogspot.com/2011/11/teori-manajemen-klasik.html
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45475-Pengetahuan%20Akademik-TOERI%20MANAJEMEN%20KLASIK.html
http://alhada-fisip11.web.unair.ac.id/artikel_detail-45475-Pengetahuan%20Akademik-TOERI%20MANAJEMEN%20KLASIK.html
No comments:
Post a Comment